Wednesday 9 January 2013

Miofascial syndrome

Myofascial Pain / nyeri miofasial

Myofacial Pain adalah suatu kondisi nyeri dimana, nyeri tersebut dapat dirasakan atau terlokalisasi, penurunan aktifitas fungsional, terkadang menimbulkan keterbatasan fungsi gerak, seringkali nyeri mengakibatkan gangguan suasana hati (mood) akibat rasa nyeri di bagian tersebut.
Rasa sakit otot lokal. Otot yang mengalami rasa sakit yang berkepanjangan memungkinkan untuk menghasilkan titik pemicu dan kemudian menghasilkan tanda-tanda klinis pada nyeri myofacial.
1. Rasa sakit yang dalam dan konstan. Sakit yang dalam dan konstan dapat menyebabkan efek eksitator (perangsangan) sentral pada area yang jauh.
2. Stres emosional yang meningkat.
3. Kelainan tidur.
4. Faktor-faktor lokal. Beberapa kondisi lokal yang mempengaruhi aktivitas otot seperti kebiasaan, sikap badan yang salah, keseleo, dan aktivitas otot yang berlebihan dapat menghasilkan nyeri myofacial
5. Faktor-faktor sistemik. Beberapa faktor sistemik dapat mempengaruhi atau bahkan menghasilkan nyeri miofasial. Faktor-faktor sistemik seperti hipovitaminosis, kondisi fisik yang rendah, lelah, dan infeksi virus.
Myofacial Pain didiagnosis dengan adanya nyeri pada sekumpulan grup otot atau adanya trigger point (titik nyeri) pada punggung belakang. Yang memprovokasi nyeri tersebut. Gejala tambahan yang digunakan untuk mendiagnosa myofacial pain termasuk gangguan rentang gerak, gangguan mood, kelemahan otot dan gangguan tidur
Karakteristik spesifik pada myofacial pain
1. Nyeri terlokalisasi
2. Adanya Taut Band pada grup otot/otot tertentu
3. Nyeri menyebar
4. Kelemahan pada otot tertentu/sekelompok otot
5. Nyeri satu sisi pada trigger point (titik tertentu)
6. Autonomic Dysfunction
7. Kemungkinan nyeri aktif (pada saat bergerak) atau laten (nyeri pada saat di palpasi
8. Prevalensi anatara usia 20-49 tahun
9. Nyeri (terbakar atau periodik)
10. Kaku biasanya dirasakan pada malam hari
11. Kelelahan pada otot yang berlebihan
12. Penurunan ROM
13. Kelemahan tanpa disertai atrofi otot
14. Penurunan sensitifitas terhadap rasa dingin

Penyebab myofacial sendiri belum diketahui secara jelas. Biasanya myofacial terjadi akibat kelemahan dari otot tersebut, postur tubuh yang tidak simetris, alignment tubuh yang tidak simetris, kerja otot yang terus menerus, faktor stress, pengulangan gerak yang (berlebihan dan terus menerus (repetitive motions)dan gangguan pada sendi. Faktor-faktor tersebut yang menghasilkan siklus nyeri, gangguan beraktivitas.
Trauma tiba-tiba atau berlebihan akut myofascial jaringan gerakan berulang-ulang atau microtrauma (lambat awal), leg discrepancy(beda panjang tungkai), kekurangan gizi, perubahan hormon (PMS atau menopause) infeksi kronis pendinginan daerah badan, stres emosional yang intens
Pada kasus myofacial pain yang mana di temukan adanya trigger point area, umumnya pada otot atau facia (pembungkus otot), yang lama kelamaan menjadi abnormal dan menjadi nyeri yang menyebar.
Akibat postur tubuh yang buruk menyebabkan ketegangan otot yang lebih lama dari pada fase rileksasi (dimana otot tidak berkontraksi secara terus menerus) keadaan yang melebihi batas critical load sehigga menimbulkan kelelahan pada otot (penumpukan asam laktat yang berlebih)
Kelelahan tersebut lama-kelamaan mengakibatkan spasme lokal, bila berlangsung lama menimbulkan taut band sehingga menstimulasi fibroblast dalam facia untuk menghasilkan lebih banyak collagen kemudian membuat perlengketan yang tidak beraturan (abnormal cross link), hal ini yang menyebankan terjadinya myofacial pain syndrom

Nyeri Pinggang

Apakah saat ini Anda mengalami nyeri pinggang yang sudah lama atau baru dan telah melakukan banyak pengobatan namun tidak terjadi perubahan? Anda berkonsultasi ke dokter dan dianjurkan untuk melakukan rontgen pada pinggang Anda, setelah dilihat hasilnya, sebagian besar dokter menyarankan untuk segera operasi. Apakah setelah dioperasi masalah selesai? justru akan banyak dampak akibat post operasi.
Beberapa dari Anda pergi ke tukang pijat tradisional berharap akan membaik namun selalu kambuh dan bahkan keluhan lain bermunculan. Ada sebagian dari Anda yang berobat ke segala penjuru dunia hingga ke luar negeri namun keluhan masih ada.

Untuk menyelesaikan kesulitan Anda dengan masalah nyeri pinggang, berkonsultasilah dengan kami.Kami akan memberikan solusi bagi Anda. Kami percaya bahwa segala sesuatu akan mendatangkan kebaikan bagi kita semua jika kita saling bekerja sama untuk melakukan yang terbaik bagi kesembuhan Anda dan kami merasa puas dengan kebahagiaan Anda.

Nyeri lutut

Nyeri lutut bisa terjadi karena berbagai faktor yaitu pekerjaan, aktivitas, olahraga, dan usia. Survei pada olahragawan basket, voli, futsal, dsb, mereka cenderung mengalami nyeri lutut akibat cidera atau kurangnya pemanasan. cidera lutut tersebut dapat mengenai jaringan meniscus, ligament, kapsul sendi, bursa, dan otot di sekitar lutut. Pada pekerja juga mengalami hal yang serupa dimana pekerjaan yang overload saat naik turun tangga, mengangkat beban sambil berjalan, dsb akan mengakibatkan patologi yang serupa. Pada usia di atas 40 tahun, baik pria maupun wanita akan mengalami kerapuhan tulang rawan sendi dikenal osteoarthrosis lutut yang mengakibatkan kekakuan, nyeri, bengkak, dan sulit beaktivitas. Nyeri lutut sangat menganggu aktivitas dan produktivitas. Oleh karena itu, dibutuhkan perbaikan yang berkala dan rutin untuk perbaikan jaringan tersebut.

Apakah itu Fisioterapi?

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan Kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.
Menurut WCPT 2011, Fisioterapi memberikan layanan kepada individu dan populasi untuk mengembangkan ,memelihara, dan memulihkan gerak maksimum dan kemampuan fungsional selama daur kehidupan . Ini meliputi pemberian jasa dalam keadaan dimana gerakan dan fungsi terancam oleh penuaan, cedera, penyakit, gangguan, kondisi atau faktor lingkungan.
Sedangkan menurut Kepmenkes Nomor 1363/MENKES/SK/XII/2001, Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.
Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal fisioterapi dan kepadanya diberikan kewenangan tertulis untuk melakukan tindakan fisioterapi atas dasar keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fisioterapi memandang sehat sebagai aktivitas gerak yang penuh dan fungsional, sbb:
Kapasitas gerak adalah elemen esensial bagi kesehatan seutuhnya. Gerak tergantung dari integritas dan koordinasi dari setiap level berjenjang pada tubuh dan dipengaruhi faktor-faktor internal maupun eksternal. Fisioterapi diarahkan langsung pada potensi maupun gerak fungsional individu (gerak yang dapat memenuhi kebutuhan). Fisioterapi harus dibekali oleh ilmu biomekanik, kinesiologi, fisiologi, histologi, ergonomi.
Setiap individu memiliki potensi gerak dan dapat dikembangkan. Tetapi dalam kenyataannya yang tersedia pada individu bukan gerak maksimal melainkan gerak aktual. Gerak aktual ini belum tentu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Gerak inilah yang dimaksud gerak fungsional. Dengan kata lain gerak fungsional adalah gerak aktual yang dapat memenuhi kebutuhan dan tepat mencapai sasaran. Sehat bagi fisioterapi adalah bilamana potensi gerak dan kebutuhan dapat seimbang sehingga gerakan aktual sama dengan gerakan fungsional. Oleh karena itu fisioterapi harus dibekali pengetahuan tentang patologi, traumalogi, geriatri dan tumbuh kembang.

Aktivitas ruang lingkup pelayanan fisioterapi
 Promotif  Usaha yang ditujukan untuk peningkatan kesehatan
 Preventif  Usaha yang ditujukan untuk pencegahan penyakit
 Kuratif  Upaya yang ditujukan untuk pengobatan secara tepat dan adekuat
 Rehabilitatif  Upaya yang ditujukan untuk memperbaikil kelemahan kelemahan akibat penyakit.

Fisioterapi berperan dalam seluruh lingkup kehidupan manusia. Mulai dari bayi hingga lanjut usia. Melalui bidang ilmu yang ditekuni oleh fisioterapi mencakup fragmentasi pelayanan sebagai berikut:
 Fisioterapi Kesehatan Wanita
 Fisioterapi Tumbuh Kembang
 Fisioterapi K 3
 Fisioterapi Kesmas
 Fisioterapi Geriatri
 Fisioterapi Olahraga
 Fisioterapi Medik
Masing-masing fragmentansi ilmu pelayanan fisioterapi tersebut di atas memiliki spesifikasi yang mendalam yang disesuaikan dengan cabang pelayanannya.

Bagaimanakah Fisioterapi Memberikan Intervensi dalam Kesehatan?
Di dalam melaksanakan pelayanan intervensi dalam berbagai masalah kesehatan, fisioterapi memberikan terapi dengan beberapa bentuk yaitu teknologi fisioterapi berupa alat-alat yang dapat memberikan efek terapi sesuai dengan fungsinya seperti ultrasound, micro wave diathermi, short wave diathermi, TENS, Infrared, Suction, Nebulizer, Laser, ESWT, Traction, dan sebagainya,
manual terapi, terapi latihan, bobath,
PNF, dan sebagainya. Seluruh
metode intervensi tersebut
disesuaikan dengan pendekatan
penanganan pada kasus yang sesuai.